Daya tarik abadi motif di dunia fesyen

Ditulis oleh Ilman Ramadhanu | Read in English

Siklus tren fesyen bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya, tetapi satu hal yang tidak pernah ketinggalan zaman adalah motif.

Dalam sejarahnya, motif telah digunakan untuk menghiasi pakaian selama berabad-abad. Di Tiongkok dan India, praktik pencetakan kain sudah ada sejak tahun 220 Masehi dengan teknik yang dikenal sebagai cetakan blok kayu. Revolusi Industri pada abad ke-19 membawa kemajuan signifikan dalam teknologi pencetakan kain, dengan diperkenalkannya mesin cetak tenaga uap dan pewarna sintetis. Inovasi-inovasi ini membuat pencetakan kain lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien, sehingga kain cetak menjadi lebih mudah dijangkau oleh masyarakat umum.

Dari perspektif desain, motif memiliki banyak fungsi. Daya tarik estetikanya memungkinkan para perancang busana untuk menyuntikkan kepribadian dan orisinalitas ke dalam desain mereka. Semakin spesifik dan original motifnya, semakin menguntungkan, karena memiliki motif yang identik dengan suatu jenama dapat membangun identitas jenama tersebut di kalangan konsumen.

Motif kotak-kotak klasik Burberry, motif zigzag warna-warni Missoni, atau motif Baroque Versace sudah menjadi demikian identik dengan jenamanya, sehingga konsumen dapat langsung mengenali jenama tersebut hanya dengan melihat motif-motif itu.

Motif kotak-kotak Burberry

Motif kotak-kotak Burberry, juga dikenal sebagai "Burberry plaid" atau "Burberry tartan", adalah pola khas yang terdiri dari garis-garis horizontal dan vertikal yang saling bersilangan dalam warna camel, hitam, merah, dan putih. Pola ini memiliki garis-garis tebal dan tipis yang saling bersilangan untuk menciptakan desain simetris, seringkali dengan batas garis solid di sepanjang tepinya.

Motif ini pertama kali digunakan pada 1920-an sebagai lapisan dalam mantel hujan Burberry, dan menurut cerita di kalangan sejarawan fesyen, motif ini mulai populer pada 1960-an setelah seorang penjaga toko di Paris membalikkan mantel toko mereka sebagai metode tampilan visual kreatif.

Sejak saat itu, popularitasnya terus meningkat, terutama selama periode 1990-an ketika popularitas motif ini melonjak signifikan–yang sebagian diatribusikan kepada gerakan budaya yang dikenal sebagai “Cool Britannia”. Periode ini menandai bangkitnya rasa bangga terhadap budaya Inggris dan pengaruh budaya Inggris di dunia, terutama dalam musik, fesyen, dan seni. Motif Burberry menjadi lambang dari tren ini karena diadopsi oleh kaum bangsawan, masyarakat kelas atas Inggris, dan selebriti.

Sumber: Vogue Runway

Motif tersebut kemudian menjadi simbol kemewahan yang didambakan banyak orang untuk menandakan status dan kekayaan mereka. Namun, hal ini menciptakan asosiasi motif ini dengan beberapa sub-kultur. Pada awal 2000-an, motif ini menjadi terkait dengan estetika "Chav" di Inggris, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan stereotip pemuda kelas pekerja yang ditandai dengan pakaian desainer yang mencolok dan seringkali palsu. Asosiasi ini menyebabkan Burberry mengurangi produksi motif kotak-kotaknya.

Namun saat ini, menyusul kesuksesan Riccardo Tisci dan penggantinya Daniel Lee, motif kotak-kotak yang ikonik ini terus diintegrasikan ke dalam koleksi mereka dan muncul di atasan tanpa lengan kontemporer yang elegan, mantel trench, bahkan bikini, jubah, dan tas pantai XL.

Motif zigzag Missoni

Di sisi lain, cetak zigzag Missoni muncul dari visi artistik dan konteks budaya yang berbeda. Didirikan oleh Ottavio dan Rosita Missoni pada 1950-an, Missoni menjadi terkenal karena penggunaan warna dan pola yang inovatif.

Motif zigzag, khususnya, menjadi salah satu motif ikonik jenama ini yang melambangkan komitmen mereka terhadap desain yang berani dan khas. Motif ini diciptakan pada 1966 ketika pasangan ini menemukan mesin "Raschel", yaitu mesin rajut yang secara tradisional digunakan  di bagian selatan Italia untuk membuat selendang. Mesin ini memungkinkan manipulasi garis dan motif dalam desain, menghasilkan serangkaian warna pelangi dan campuran garis horizontal dan vertikal yang menghiasi motif zigzag Missoni.

Sumber: Instagram @missoni

Garis-garis berani dan motif yang berwarna-warni ini menciptakan dampak visual yang mencolok dan modern, yang lalu menjadi ciri khas jenama ini. Motif ini menghiasi segala produk mereka, mulai dari pakaian rajut dan gaun hingga furnitur rumah dan aksesori.

Yang membedakan motif zigzag Missoni adalah fleksibilitas dan adaptabilitasnya. Tidak seperti motif lain yang mungkin terkait dengan gerakan budaya atau sub-kultur tertentu, motif zigzag Missoni melampaui tren, sehingga tetap menjadi simbol ikonik dari jenama tersebut tanpa terkekang waktu. Baik digunakan sebagai pakaian utama atau diintegrasikan ke dalam tampilan sehari-hari, motif itu menambahkan sentuhan kemewahan dan seni ke setiap koleksi.

Missoni terus menginterpretasikan kembali motif zigzag dengan cara yang segar dan inovatif. Mulai dari pakaian rajut yang berwarna-warni hingga gaun malam yang elegan, motif zigzag ini tetap menjadi simbol yang dicintai dan abadi dari warisan kaya Missoni dan visi kreatifnya.

Motif Baroque Versace

Dianggap sebagai salah satu perancang paling berpengaruh, Gianni Versace meninggalkan warisan fesyen yang tiada duanya. Gianni dikenal karena desainnya yang berani dan mewah, salah satu elemen yang mencolok adalah motif Baroque.

Diperkenalkan pertama kali dalam koleksi musim semi/musim panas 1992, motif ini adalah gabungan motif rumit yang terinspirasi oleh kemegahan periode Baroque, menampilkan gulungan, daun akantus, dan medali yang dihiasi warna emas. Gianni menggunakan sutra atau bahan berkilau lainnya untuk memberikan motif itu fluiditas dan kekayaan warna yang mirip dengan efek yang bisa kita temukan dalam lukisan-lukisan Baroque.

Motif ini dengan cepat menjadi identik dengan jenamanya–yang sekarang hanya dikenal sebagai Versace–-menghiasi segalanya mulai dari pakaian dan aksesori hingga furnitur rumah dan bahkan mobil mewah. Desain yang mewah dan mencolok dari motif ini menangkap semangat tahun 1990-an, sebuah dekade yang dikenal dengan pendekatannya yang berani dan maksimalis terhadap fesyen.

Sama halnya dengan motif kotak-kotak Burberry, popularitas motif Baroque Versace diperkuat oleh dukungan selebriti, digunakan oleh artis hip-hop populer pada saat itu seperti Lil' Kim dan Notorious B.I.G. Daya tarik mewah dari motif tersebut terus menarik perhatian selebriti bahkan hingga kini, dengan Beyonce baru-baru ini tampil dengan gaun motif Baroque dalam tur “Renaissance”.

Sumber: Instagram @beyonce

Sekarang dipimpin oleh adik Gianni, Donatella Versace, merek ini terus membayangkan kembali motif ini dengan setiap koleksi baru, memastikan relevansinya dalam dunia fesyen kontemporer.



Artikel terkait


Berita terkini