Kebangkitan aksesori “statement”

Ditulis oleh Ilman Ramadhanu | Read in English

Mulai dari anting-anting “f*** you” hingga kacamata bersudut tajam serta sepatu kets yang dapat menumbuhkan tanaman, maksimalisme adalah kata yang dapat menggambarkan aksesori untuk musim semi 2023 di pekan fesyen pria tahun ini.  

Aksesori-aksesori ini terlahir dari perpaduan antara visi futuristik dan desain eksperimental yang tampaknya menjadi tema utama bagi banyak desainer. Oleh karena itu, yang lahir dari musim ini adalah serangkaian aksesori yang mencolok, eksentrik, dan sedikit aneh namun sempurna untuk membuat pernyataan fesyen yang dapat mengekspresikan individualitas kita.

Anting surealis

Di pagelaran Paris Fashion Week, anting-anting dengan desain yang konvensional terlihat menjuntai di telinga model-model pria di presentasi koleksi fesyen Dior Men, Givenchy, dan Junya Watanabe. Namun, berbagai desain konvensional itu kalah pamor dengan anting-anting surealis dari Marine Serre, Hed Mayner, dan Y/Project.

Logo bulan sabit milik Marine Serre yang ikonik diubah menjadi anting-anting hoop raksasa berwarna emas yang menyamai motif bulan sabit yang senantiasa muncul di seluruh koleksinya. Anting-anting berbentuk bulan sabit tersebut juga muncul dengan ukuran yang lebih kecil, namun kemegahan masih merupakan kata kunci utama di koleksi tersebut.

Hal ini terlihat pada salah satu model yang mengenakan anting-anting bulan sabit yang walaupun berukuran kecil, diikat dengan selendang panjang berwarna oranye yang menjuntai dengan anggun dari telinga hingga ke lutut.

Foto: Anting-anting hoop raksasa dari Marine Serre

Pendekatan yang lebih DIY terhadap aksesori dilakukan oleh Hed Mayner, seperti yang terlihat dari sendok teh yang diubah menjadi anting-anting. Pilihan untuk mengubah perangkat makan menjadi anting-anting, bagaimanapun, tidak dilakukan secara sembarangan, karena untuk koleksi ini, Mayner terinspirasi dari kenyamanan rumah. Mayner menggabungkan sprei ke dalam kemeja dan mengubah siluet maskulin yang terkadang terkesan membosankan dengan memahat siluet bahu yang mengembang di mantel dan blazernya, yang membuatnya terlihat senyaman selimut.

Di koleksi Y/Project, Glenn Martens mengejutkan penonton ketika dia mengirim model yang mengenakan anting-anting surealis berbentuk tangan dengan jari tengah yang terulur ke atas. Anting-anting itu dibuat dengan mesin cetak 3D, begitu juga dengan aksesori surealis lainnya, seperti anting-anting dan kalung berbentuk bunga. 

Tidak ada alasan khusus yang membelakangi munculnya anting “f*** you”, ini selain hanya untuk menarik perhatian, mengingat sejarah Martens yang sering menciptakan desain-desain nakal seperti celana dalam denim dan sepatu ugg-boots setinggi paha. Di dalam shownote dijelaskan bahwa anting-anting tersebut merupakan suatu “tanda kebencian kontemporer” dan bagian dari eksplorasi ironi dalam fesyen yang dilakukan oleh Y/Project.

Namun, terlepas dari itu, Martens menghadirkan koleksi yang mencolok secara visual yang dipenuhi dengan pakaian yang menarik perhatian yang menjamin koleksi tersebut menjadi viral.

Kacamata futuristik

Kacamata berbingkai tajam serta lensa reflektif yang apik dengan warna-warna mencolok yang menutupi hampir separuh wajah adalah fitur yang menonjol dalam kacamata. Fitur-fitur ini sesuai dengan tema futuristik yang populer di musim ini. 

Di koleksi Givenchy, Matthew M Williams mempertahankan desain pragmatisnya dengan merancang pakaian sehari-hari kontemporer, seperti celana kargo dan baju olahraga. Ia membiarkan aksesori menjadi the piece de resistance dari koleksi tersebut, seperti kacamata dengan bingkai berbentuk seperti huruf G yang dicetak dengan mesin cetak 3D dalam warna hitam, cokelat, perak, dan biru keabu-abuan.

Image: Givenchy

Bersamaan dengan liontin berbentuk gembok, kalung rantai yang bertumpuk, dan anting-anting logam, kacamata ini tidak hanya melengkapi, tetapi juga meningkatkan kualitas dari keseluruhan koleksi.

Ketika aksesori “statement” digunakan untuk menyempurnakan koleksi busana yang minimalis oleh Givenchy, hal sebaliknya dilakukan oleh Louis Vuitton dan Walter Van Beirendonck yang benar-benar mengangkat tema maksimalisme. Panggung peragaan berwarna kuning kenari di peragaan koleksi Louis Vuitton mengawali koleksi bertema kekanak-kanakan yang diisi dengan topi origami, tuksedo dengan ornamen berbentuk pesawat kertas, dan mantel bermotif kartun. Tema masa kanak-kanak ini dilengkapi dengan kacamata dengan bermacam bingkai unik dalam warna kuning cerah, oranye, teal, dan ungu muda dengan lensa yang mengkilap.

Pendekatan esoteris Beirendonck terhadap fesyen diwujudkan sepenuhnya dengan bantuan aksesori di koleksi terakhirnya. Terlepas dari riuhnya fitur-fitur koleksi tersebut yang terdiri dari kerah berkerut ala Shakespeare hingga mantel kulit patent berwarna hitam dengan ruffle berlipat dan tepi persegi panjang hingga celana kulit emas metalik, yang menyatukan seluruh koleksi tersebut adalah kacamata yang mencolok yang terlihat seperti kacamata renang. Aksesori ini mendorong koleksi Beirendonck yang sudah mirip seperti alien ke galaksi lainnya.

Sepatu “reality-bending” 

Di departemen alas kaki, banyak desainer yang menggunakan sepatu kets berteknologi tinggi dan sepatu boots setinggi paha yang mempesona untuk membayangkan suatu realitas alternatif.

Jonathan W Anderson mencoba membentuk suatu realita di mana pakaian kita dapat menumbuhkan tanaman hidup untuk koleksi fesyen pria Loewe musim semi 2023. Bekerja sama dengan desainer tekstil Paula Ulargui Escalona, ​​Anderson berhasil menggabungkan tanaman chia dan catwort ke dalam hoodies, mantel, jeans, dan sepatu kets sebagai cara untuk menyatukan alam dan teknologi modern.

Foto: Loewe

Pada tampilan pembuka koleksi, sepatu kets dengan tanaman tersebut dipasangkan dengan mantel kulit yang sederhana dengan ornamen dalam bentuk artefak modern seperti casing ponsel dan kabel USB. Meskipun sayangnya sepatu ini tidak akan tersedia secara komersial, Anderson menebusnya dengan sepatu kets gembung yang terlihat seperti awan dan sepatu drawstring dengan warna hijau, pink, ungu, oranye, dan biru yang masih memberi kesan bahwa sepatu tersebut datang dari dunia lain.

Di realita lain, Egonlab dan VTMNTS, dua rumah mode Prancis yang sedang naik daun, terus mendisrupsi industri fesyen dengan menciptakan pakaian yang hidup di luar realitas dua gender. Hal itu terlihat dari rangkaian boot platform setinggi paha yang dipadukan dengan siluet maskulin yang tradisional.

Di koleksi Egonlab, sepatu boot platform setinggi paha berbahan kulit patent dikenakan bersamaan dengan mantel trench berwarna coklat tua yang terasa konservatif, kaos dalam putih, dan celana pendek houndstooth. Ini sama halnya dengan VTMNTS yang mengambil pendekatan campuran gaya maskulin-feminin, seperti yang terlihat pada salah satu tampilan di mana sweatshirt berwarna putih dan oranye dipasangkan dengan sepatu boot setinggi paha berwarna perak yang bersinar. Bagaimanapun juga, sepatu boot inilah yang membuat kedua koleksi terasa mendominasi dan memukau.

Jenama aksesori “statement di Indonesia

Walaupun mungkin kita harus menunggu beberapa milenium lagi sebelum sepatu kita dapat menumbuhkan tanaman hidup, beberapa aksesori “statement ini telah masuk ke pasar fesyen Indonesia, dipimpin oleh merek-merek seperti ISSHU, Tulola, Tickle Pickle, Klar Access, dan Pawaka.

Foto: Cincin ISSHU

Terinspirasi dari filosofi native American, modernitas, alam, dan warisan Indonesianya sendiri, desainer Fahrani Empel mengkonseptualisasikan suatu merek kacamata yang bernuansa masa depan bernama Pawaka, yang dikenal dengan bingkai kacamatanya yang eksentrik dan lensanya yang mencolok. Perhiasan yang terlihat artistik juga menjadi fokus desain dari banyak desainer perhiasan Indonesia.

Salah satunya adalah Tulola, merek perhiasan Indonesia yang fokus pada perhiasan artistik yang sering terinspirasi oleh keragaman budaya Indonesia. Hal itu tercermin dari rangkaian anting, liontin, gelang, dan bros yang dipahat dengan elegan sehingga menyerupai bentuk motif yang banyak muncul pada tekstil batik.

Sementara itu, ISSHU membebaskan imajinasi kita dengan desain perhiasan mereka yang eksperimental. Pengaruh aliran surealisme terlihat jelas di desain mereka yang terkadang menyerupai bentuk dari benda-benda reguler, seperti gelang yang berbentuk tangan manusia atau cincin yang berbentuk pipa air.

Melalui korespondensi email, Rezha, perwakilan dari ISSHU, menjelaskan bahwa inspirasi mereka bisa datang dari mana saja, mulai dari karakteristik alam hingga kehidupan di luar bumi, sebagaimana terlihat dalam kolaborasi terbaru mereka dengan influencer Alegeor.

Walaupun aksesori “statement” ini mungkin terlihat tidak biasa untuk dikenakan, Rezha menawarkan satu anggapan yang menarik yang menyampaikan keserbagunaan dari aksesori “statement dan mungkin menjadi alasan dari kebangkitan tren ini: “Perhiasan ini bisa meningkatkan penampilan kamu bahkan ketika kamu hanya mengenakan kemeja polos.” 


Artikel terkait


Berita terkait