Alternatif modal usaha selain pinjaman bank

Read in English

modal usaha.jpeg

Selain desain dan pemasaran, banyak hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam menjalankan sebuah perusahaan berbasis kreativitas, di antaranya pengelolaan keuangan dan modal. Sayangnya, kedua aspek ini seringkali diabaikan dalam bisnis yang berkaitan dengan bidang kreatif.

Pada umumnya, sebuah perusahaan dimulai dengan cara bootstrapping atau penanaman modal pribadi, lalu dilanjutkan dengan pinjaman dari bank. Tetapi, pelaku usaha perlu tahu bahwa ada alternatif pendanaan lainnya yang bisa diambil, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Permodalan yang direncanakan juga harus disesuaikan dengan kapasitas dan tahap perkembangan perusahaan. 

Sebelum mencari pendanaan, beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah perencanaan bisnis, proyeksi bisnis, dan proyeksi keuangan. Ketiga hal ini diperlukan agar kita bisa menggambarkan keadaan perusahan di masa yang akan datang kepada para calon investor, serta bagaimana pendanaan tersebut akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Berikut bentuk-bentuk pendanaan yang bisa dijadikan alternatif oleh pemilik usaha:

Crowdfunding

Metode pencarian modal ini sudah terkenal di sektornya dan sudah memiliki situs publik ternama, seperti StartEngine, Kickstarter, GoFundMe, dan Patreon. Crowdfunding merupakan salah satu cara pengumpulan modal untuk mendanai usaha secara langsung dari publik melalui platform online. Crowdfunding umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang masih bertaraf kecil dan baru memiliki ide atau prototipe sebuah produk. 

Pendiri perusahaan akan menceritakan ide produk dan fitur-fitur yang membuat produk tersebut unik, dan membuka kesempatan kepada publik untuk memberikan modal. Modal yang dikumpulkan dari sistem ini nantinya akan digunakan untuk mengembangkan produk yang telah mereka informasikan. Sebagai bentuk timbal balik dari pendanaan, beberapa perusahaan memberikan ekuitas dalam bisnisnya, namun ada juga yang mengirimkan produk jadi kepada para investornya.

Untuk pemula, crowdfunding menarik untuk dicoba karena sistem investasi dan pembayaran yang sangat fleksibel, serta bisa meningkatkan hype dan kesadaran publik terhadap produk perusahaan rintisan bahkan sebelum produknya terbentuk. 

Dari sisi lain, investor juga memiliki fleksibilitas dalam mekanisme investasinya. Salah satunya adalah jika jumlah target pendanaan tidak tercapai, investor akan mendapatkan uang mereka kembali dan proyek pengembangan produk tersebut akan dibatalkan.

Equity crowdfunding

Penghimpunan dana ini bisa digunakan oleh UKM untuk membangun bisnis atau proyek dengan mekanisme patungan. Seperti perusahaan yang telah tercatat di bursa, uang yang disetorkan akan dikembalikan dalam bentuk saham atau kepemilikan atas ekuitas perusahaan. Apabila perusahaan berkembang dan memperoleh keuntungan, maka investor dapat mendapat dividen.

Berdasarkan POJK No.37/POJK.04/2018, penawaran saham yang dilakukan dalam equity crowdfunding ini dilakukan oleh penerbit untuk menjual saham secara langsung kepada pemodal melalui sistem online.  

Hingga September 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sudah ada 111 UKM yang menghimpun dana lewat mekanisme ini. Platform equity crowdfunding yang telah mendapatkan izin dari OJK adalah Santara dan Bizhare.

Angel investor

Seperti yang pernah disebut dalam artikel mengenai terminologi startup, angel investor adalah individu yang menanamkan modal awal ke dalam suatu usaha. Siapa pun bisa menjadi angel investor. Biasanya, angel investor terdiri dari teman dan keluarga yang diajak oleh pemilik bisnis untuk menjadi pemegang saham di tahap awal perusahaan.

P2P lending (Peer-to-peer lending)

Mekanisme ini mirip dengan pinjaman bank tradisional, di mana pendiri perusahaan dapat mengajukan urun dana berbasis utang. Perbedaannya adalah dari mana dana itu berasal: P2P lending mengumpulkan dana secara langsung dari investor publik. Biasanya, dana akan dikumpulkan melalui situs web pinjaman peer-to-peer. Saat mendaftar untuk mengajukan pinjaman P2P, peminjam setuju untuk membayar kembali jumlah pinjaman beserta bunganya selama jangka waktu pembayaran yang sudah ditentukan.

P2P lending menawarkan pengembalian investasi yang menarik kepada investor melalui bunga pinjaman yang secara rutin dibayarkan. Namun, karena sifat dari bunga utang yang bersifat tetap, investor dikecualikan dari keuntungan besar apabila perusahaan berkembang secara cepat atau terdapat akuisisi perusahaan. P2P lending juga memiliki daya tarik sosial karena seringkali membagikan cerita tentang peminjam yang telah dibantu oleh dana tersebut.

Beberapa platform P2P lending di Indonesia yang sudah diakui oleh OJK adalah Investree, KoinWorks, Uang Teman, Modalku, dan Danamas.

Program inkubasi atau akselerasi

Program inkubasi dan akselerasi perusahaan rintisan diselenggarakan oleh lembaga swasta maupun pemerintah. Dalam inkubator, para pelaku usaha rintisan akan memperkenalkan produk dan model bisnisnya ke investor. Kemudian, mereka akan mendapatkan arahan dan bimbingan untuk bisa menyempurnakan pengembangan produk, mendapatkan pelatihan untuk memasarkan produk ke ranah publik, hingga mendapatkan arahan untuk pertumbuhan bisnis dan pendanaan. 

Biasanya, program inkubasi memakan waktu enam bulan atau lebih mengingat pelaksana program juga menampung perusahaan rintisan yang masih berbentuk konsep atau gagasan mentah. Sementara, program akselerasi berlangsung selama tiga bulan karena penyelenggara hanya menampung perusahaan rintisan yang sudah memiliki produk dan badan usaha. 

Penyelenggara program inkubasi dan akselerasi yang tersedia di Indonesia antara lain IDX Incubator, BNV Labs, Indigo Incubator, dan Google.

Private equity (PE) 

Private equity adalah perusahaan investasi yang mengumpulkan dana dari kalangan tertentu dan fokus untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan yang belum melantai di bursa.

PE biasanya menyasar perusahaan yang sudah mempunyai produk yang jelas dan kinerja operasional yang stabil.

Salah satu contoh PE yang paling populer adalah pembelian saham Supreme oleh Carlyle Group. Carlyle Group merupakan PE terbesar di dunia. Pada tahun 2017, Carlyle membeli 50% saham Supreme dengan valuasi $1 miliar.

Perusahaan yang menaungi Victoria's Secret, L Brand, awalnya direncanakan untuk diakuisisi dengan nilai $525 juta oleh Sycamore Partners, sebuah PE yang fokus pada perusahaan retail dan consumer investments. Namun, kedua pihak membatalkan rencana tersebut pada tahun 2020 dengan alasan kondisi bisnis yang sangat menantang pada tahun itu.

Modal ventura 

Modal ventura atau venture capital (VC) merupakan bagian dari private equity yang fokus kepada perusahaan rintisan atau perusahaan yang masih memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Perusahaan-perusahaan yang dimodali oleh modal ventura umumnya diberikan jangka waktu operasional/pembiayaan operasional yang panjang, hingga tujuh tahun. Dalam kurun waktu tersebut, perusahaan akan diberikan target-target yang harus dicapai. Apabila perusahaan dapat memenuhi target tersebut, maka terbuka kesempatan untuk mendapatkan pendanaan yang lebih besar lagi ke depannya.

Salah satu mekanisme investasi yang digunakan oleh investor modal ventura adalah kepemilikan saham perusahaan atau utang yang dapat dikonversi menjadi saham. Namun, pendiri perusahaan perlu mencatat bahwa semakin besar kepemilikan saham VC, semakin besar juga andil mereka dalam setiap keputusan strategis yang diambil oleh perusahaan.

Beberapa praktik yang umum dalam investasi VC adalah menempatkan beberapa anggotanya untuk mengisi jabatan manajerial di perusahaan, misalnya pada jajaran direksi. Hal ini memperkecil kesempatan perusahaan untuk bergerak sesuai dengan keinginan pendirinya. 

Salah satu merek lokal yang baru mendapatkan suntikan dana dari VC adalah Brodo


Artikel terkait


Berita