Miura Films vs Convert Textured: kasus klasik vendor vs sub-vendor

Ditulis oleh Nikita Purnama and Olivia Nabila | Read in English

Menjelang berakhirnya IdeaFest 2021 pada 26 November, pengguna Twitter @unmade_mad mentweet, “Di Cancel tapi Desain diPake. Kalian pernah ngalamin juga?”. Dalam tweet tersebut, ia melampirkan empat gambar yang menunjukkan desain 3D dari set panggung yang dibuat oleh Convert Textured, sebuah kolektif dari Bandung, dibandingkan dengan set yang digunakan untuk acara yang sedang berlangsung. Tweet itu menjadi viral dalam beberapa jam dan segera, kecurigaan menerpa IdeaFest.

IdeaFest, festival tahunan terbesar di Indonesia yang merayakan ide dan kreativitas, langsung menjadi pusat perhatian publik, terutama di kalangan profesional industri kreatif. Meski gambar di tweet tersebut menyebutkan pihak lain yang merupakan vendor IdeaFest, Miura Films, perhatian sepenuhnya tertuju pada merek yang paling dikenal. Hal ini berbahaya tidak hanya untuk IdeaFest, tetapi juga untuk semua pihak dan perusahaan yang terlibat dalam festival tersebut.

Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, TFR menghubungi perwakilan Convert Textured, Eko, pada hari yang sama. Dia mengatakan bahwa Convert Textured pertama kali didekati oleh Miura Films untuk berkolaborasi untuk IdeaFest. Sebelum diputuskan bahwa acara tersebut akan dilangsungkan secara hybrid, Convert Textured diberitahu bahwa acaranya akan dilaksanakan online, sehingga mereka membuat desain set virtual. Setelah ada keputusan untuk mengadakan IdeaFest di MBloc Space, tim menyesuaikan desain dengan tempat acara.

“Dari sisi kami, mungkin kami terlalu bersemangat karena kami adalah kolektif kecil dari Bandung yang diundang untuk berkolaborasi dengan acara sebesar IdeaFest, kami juga sangat berterima kasih karena Miura mengundang kami untuk kolaborasi ini,” kenang Eko, “tetapi kesalahan kami adalah kami tidak menempatkan semua pekerjaan yang kami lakukan di atas kertas.”

Berpegang pada kesepakatan lisan dengan Miura Films, kolektif tersebut menjalankan proyek itu hingga mereka mendapat lampu hijau. Namun, ketika mereka mengajukan penawaran untuk proyek tersebut, Miura Films menjawab bahwa penawaran tersebut melebihi anggaran IdeaFest. Akhirnya, Convert Textured dan Miura Films sepakat bahwa Miura Films akan menanggung kelebihannya. Dua hari setelah kesepakatan dibuat, Miura Films membatalkan produksi.

Pembatalan diumumkan satu atau dua minggu sebelum acara, ketika Convert Textured menghubungi Miura Films mengenai produksi mengingat tenggat waktu semakin dekat. Miura Films memberitahu mereka bahwa Samara/IdeaFest akan memproduksi set sendiri.

“Kami tidak pernah berhubungan langsung dengan IdeaFest,” kata Eko, “tetapi kami diberitahu (oleh Miura Films) bahwa IdeaFest tidak akan menggunakan kami untuk produksi.”

Convert Textured langsung meminta Miura Films untuk memastikan bahwa desain mereka tidak akan digunakan, karena sebagian besar aset sudah keluar dan disetujui. Miura Films mengatakan bahwa mungkin ada beberapa desain yang mirip dengan yang dibuat Convert Textured. Kolektif tersebut tidak mempermasalahkan kemiripan selama desain mereka tidak digunakan tanpa persetujuan. “Biarpun mereka ingin menggunakan desain kami, kami berharap dapat mendiskusikan hak dan kewajiban kami masing-masing,” tutup Eko.

Namun, mengamati desain dan produk akhir pada acara tersebut, Convert Textured dan publik tidak bisa tidak melihat kemiripan yang luar biasa.

Di sela-sela wawancara, Eko dan timnya mendapat kabar bahwa Miura Films akan memberikan pernyataan. Eko kemudian mempersoalkan poin integral dalam draf klarifikasi yang dibagikan Miura Films kepada tim Convert Textured:

“Dari pengalaman kami, apakah etis untuk membangun desain sebelum pembayaran dilakukan kepada desainer?” Convert Textured mempertanyakan mengapa set sudah dibuat berdasarkan desain mereka tanpa kesepakatan atau pembayaran sebelumnya. “Set ini tidak bisa dibuat hanya kemarin, produksinya mestinya sudah dimulai jauh sebelumnya.”

Pada malam yang sama, Miura Films merilis pernyataan yang terdiri dari sembilan poin. Pada poin kedelapan, rumah produksi itu menyatakan:

“MIURA Films bermaksud untuk menghargai desain set dari CONVERT, tetapi CONVERT juga membutuhkan konfirmasi mengenai desain mana yang akan digunakan untuk IDEAFEST juga dan keputusan desain mana yang akan digunakan dalam rentang waktu yang sangat singkat sehingga belum ada transaksi untuk mengompensasi layanan (dari CONVERT) dan pembayaran (dari MIURA) dan kami menyadari bahwa desain yang belum disepakati dan dibayar tidak boleh dilanjutkan ke proses produksi.”

Dalam pernyataan yang sama, Miura Films juga menggarisbawahi bahwa hal ini tidak terkait dengan IdeaFest karena terjadi secara eksklusif antara Miura Films dan Convert Textured. Pernyataan itu sekaligus mengukuhkan pernyataan Eko bahwa Convert Textured tidak pernah bersentuhan langsung dengan IdeaFest. TFR juga telah mencoba menghubungi perwakilan Miura Films untuk mendapatkan cerita dari sisi mereka melalui Instagram dan melalui nomor yang disediakan oleh internal IdeaFest, tetapi Miura Films belum merespons hingga artikel ini ditulis.

Tidak lama kemudian, Convert Textured merilis pernyataan lain yang memperjelas bahwa mereka tidak pernah berhubungan langsung dengan IdeaFest dan hanya dengan Miura Films, dan bahwa mereka dibatalkan sebagai vendor 17 hari sebelum acara. Mereka juga mengatakan bahwa Miura Films telah bertindak dengan itikad baik untuk meminta maaf. Oleh karena itu, masalah ini dianggap selesai oleh Convert Textured.

Kontrak dan subkontrak, bagaimana cara kerjanya?

Penggunaan kontrak dan sub-kontrak adalah hal yang lazim dalam praktik bisnis, seperti yang terjadi dalam pembahasan kali ini. IdeaFest mengadakan kontrak dengan Miura Films yang pada dasarnya menunjuk Miura sebagai vendor untuk mengurus desain panggungnya. Miura kemudian menunjuk pihak lain untuk melaksanakan kewajibannya, yakni Convert Textured sebagai sub-vendor.

Dari segi kacamata hukum, hal semacam ini diperbolehkan karena tidak dilarang dalam hukum perjanjian, mengingat hukum perjanjian menganut asas kebebasan berkontrak. Hal ini  berarti setiap orang diperbolehkan membuat perjanjian dengan siapa saja selama tidak melanggar UU, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Hanya saja, penting untuk diperjelas apakah klien mengizinkan vendor untuk mengadakan perjanjian dengan sub-vendor guna memperjelas tanggung jawab hukumnya bilamana terjadi kerugian di kemudian hari, karena suatu perjanjian hanya mengikat para pihak yang membuatnya.

Cara kerja kontrak yang dibuat antara vendor dengan sub-vendor pada dasarnya sama dengan kontrak pada umumnya. Perbedaan hanya terdapat pada isi kontrak yang menegaskan adanya pengalihan hak dan kewajiban kepada pihak ketiga (sub-vendor). Jenis perjanjian ini juga tetap tunduk pada rambu-rambu yang ditetapkan hukum perjanjian, termasuk wajib dilaksanakan dengan itikad baik.

Dalam kasus ini, jika salah satu pihak hendak melakukan pembatalan perjanjian, maka harus disepakati oleh kedua belah pihak. Namun, jika pembatalan dilakukan secara sepihak, maka seharusnya kembali pada kondisi semula di mana tidak ada perjanjian. Miura Films seharusnya tidak menggunakan desain milik Convert Textured, dan sebaliknya.


Artikel terkait


Berita