Theatre Blues: menjaga petugas kesehatan melalui seragam medis yang penuh perhatian

Read in English

Di Indonesia, menjadi tenaga kesehatan bisa berarti banyak hal, salah satunya adalah mengemban harapan yang tidak realistis bahwa mereka bisa merawat diri sendiri lebih baik daripada manusia lainnya.

Kalimat "Dokter kok sakit?" dengan mudahnya dilontarkan saat seorang dokter, seperti manusia pada umumnya, jatuh sakit. Sentimen ini aneh, tentu saja, karena tenaga kesehatan selalu berada dekat dengan penyakit dan bahkan kematian dalam kesehariannya, apalagi mengingat kenyataan bahwa bekerja sebagai tenaga kesehatan berarti tidak memiliki waktu istirahat dan waktu makan yang tetap. Pandemi hanya memperparah keadaan mereka. 

Hal ini membuka topik: siapa yang merawat tenaga kesehatan?

Melihat bahwa sudah waktunya tenaga kesehatan diberikan lebih banyak pilihan untuk kenyamanan dalam pekerjaan mereka masing-masing, dr. Della Sabrina Marta dan Riana Halim mendirikan Theatre Blues.

"Sejak pandemi, seragam medis menjadi suatu kebutuhan dan produksi seragam medis modern tumbuh secara eksponensial," kata dr. Della. Pertumbuhan tersebut merupakan sebuah lonjakan tajam karena tidak seperti di negara lain, seragam medis bukanlah suatu kebutuhan sebelum pandemi. Sekarang, tenaga kesehatan harus sangat berhati-hati untuk memisahkan pakaian pribadi mereka dengan pakaian yang mereka kenakan untuk bekerja karena risiko kontaminasi.

Bahkan seiring dengan tumbuhnya kebutuhan, pasar saat ini gagal memberikan baik kenyamanan dan gaya dalam pakaian sehari-hari yang digunakan tenaga kesehatan. Berdasarkan masukan yang dikumpulkan oleh Theatre Blues dari dokter dan perawat, jelas bahwa tenaga kesehatan juga ingin memiliki pilihan. "Tenaga kesehatan berhak memilih dan memiliki pakaian kerja yang sesuai dengan pilihan bahan yang nyaman," jelas Della. "Mereka harus memprioritaskan kesejahteraan diri mereka sebelum bisa membantu orang lain." 

Pasar seragam medis di Indonesia saat ini cukup buruk dibandingkan negara lain, mengingat kebutuhannya naik hanya baru-baru ini. Oleh karena itu, kualitasnya seringkali diabaikan. "Mereka tidak fokus pada detail produksi. Sebagai contoh, jahitan dan potongan tidak dibuat untuk memberikan kenyamanan bagi tenaga kesehatan yang harus aktif bergerak, sehingga mudah sobek," cerita dr. Della. 

Diprakarsai oleh seorang tenaga kesehatan, Theatre Blues mengerti apa yang dibutuhkan tenaga kesehatan untuk bisa tampil lebih baik: kenyamanan, kebebasan bergerak, dan gaya. "Gaya dan kenyamanan pada pakaian medis tidak seharusnya dikompromikan; kami bisa memberikan keduanya," kata Riana.

Mudah untuk mengabaikan pentingnya kenyamanan dalam pakaian kerja, terutama ketika industrinya masih sangat baru dan masih fokus pada aspek fungsional. Theatre Blues melihat kesenjangan ini sebagai kesempatan untuk membantu meningkatkan kehidupan pekerjaan tenaga kesehatan dengan memberi mereka pilihan dalam pakaian kerja yang akan mereka kenakan di sebagian besar waktu mereka.

Menurut dr. Della, seragam medis yang baik harus nyaman untuk dipakai bergerak dan bisa mengakomodasi pemakainya dalam posisi berbeda saat menghadapi situasi darurat, seperti berjongkok atau berlutut. Bahannya juga harus memiliki sirkulasi udara yang baik bahkan ketika dilapisi pakaian lain, seperti alat pelindung diri. Pakaian tersebut juga harus anti-debu dan anti-noda, serta anti-bulu untuk dokter hewan.

Foto: Theatre Blues

Dalam hal fungsi, kantong sangat penting untuk menyimpan alat-alat kecil yang sering mereka gunakan, seperti pena dan termometer. Terutama bagi tenaga kesehatan perempuan, penting untuk memastikan bahwa seragam medis tersebut bisa dikancing sampai area dada. Theatre Blues juga mempertimbangkan kedalaman V-neck untuk memberikan kenyamanan bagi tenaga kesehatan perempuan.

Memiliki pakaian kerja yang nyaman dan bergaya akan bisa memperbaiki kondisi kerja tenaga kesehatan. Pakaian kerja dengan kualitas rendah dan potongan yang tidak nyaman merupakan pakaian kerja yang membatasi, apalagi kalau mudah robek. Seragam medis yang diproduksi oleh Theatre Blues tidak hanya mencoba menyelesaikan isu-isu ini, tapi juga mencoba membuat seragam medis terlihat lebih bergaya untuk meningkatkan rasa percaya diri tenaga kesehatan. "Merasa nyaman dan stylish pasti akan meningkatkan kinerja kita," pungkas dr. Della.

Theatre Blues juga membuat "Grand Grounds with Theatre Blues", sebuah segmen yang menargetkan tenaga kesehatan yang mencari produk mereka di Instagram. Melalui segmen tersebut, Theatre Blues mencoba membantu target audiensnya untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai isu-isu dan ide-ide terbaru. Theatre Blues percaya bahwa memiliki cakrawala yang luas dan tidak berhenti belajar adalah awal dari kehidupan yang penuh makna bagi tenaga kesehatan. Theatre Blues ingin memberdayakan tenaga kesehatan dan memperluas cakrawala mereka.

Kreativitas adalah aspek yang sangat penting dari Theatre Blues. Aspek ini juga menciptakan kesempatan bagi merek lokal tersebut untuk memulai kolaborasi internasional, terutama dengan para tenaga kesehatan di Asia Tenggara. 

Kenyamanan adalah satu hal, tapi bekerja di bawah tekanan tinggi sehari-hari sambil mengenakan pakaian kerja yang membuat seseorang merasa puas dengan penampilan mereka adalah hal yang sangat memanusiakan. Seperti bagaimana banyak orang melupakan bahwa dokter juga bisa sakit, sudah saatnya industri seragam medis lokal mulai memanusiakan kebutuhan mereka lebih dari sekadar fungsi dan mempertimbangkan nilai tambah yang kecil namun penting ini dalam produk mereka.

Kreativitas adalah bagaimana Theatre Blues menemukan solusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan pekerjaan sesama tenaga kesehatan dan mengambil bagian dalam menjaga mereka.


Artikel terkait


Berita