Bagaimana teori konspirasi memengaruhi budaya pop

Read in English

Conspiracy theory and pop culture.jpeg

Baca bagian 1 - Anatomi teori konspirasi

Nike Ardilla, penyanyi, aktris dan idola remaja tahun 90an, meninggal dunia di puncak karirnya dalam sebuah kecelakaan mobil. Kecelakaan tragis yang terjadi pada tahun 1995 itu mendorong munculnya beberapa teori konspirasi, termasuk campur tangan sebuah dinasti politik.

Kematian Suzzanna, ratu film horor Indonesia, pada tahun 2008 memunculkan gelombang teori konspirasi, mulai dari kematiannya yang misterius setelah mengkonsumsi segelas susu dan upacara pemakamannya yang terburu-buru hingga nisannya yang tidak dituliskan tanggal kematiannya. Teori konspirasi ini mencapai puncaknya ketika suaminya menikah lagi pada tahun 2009.

Beragam teori konspirasi yang mengelilingi selebriti kadang bisa jadi mengada-ada - konspirasi Paul is dead mengenai Paul McCartney atau pengganti Elvis Presley dan Michael Jackson, contohnya. Ada istilah Club 27 yang merujuk pada selebriti yang meninggal pada usia 27 tahun. Beberapa nama besar termasuk Amy Winehouse, Kurt Cobain, Jimi Hendrix, Jean-Michael Basquiat, Janis Joplin, dan Jim Morisson.

Ketergantungan narkoba dan kecelakaan tampaknya menjadi kesamaan dalam kematian-kematian tersebut, namun beberapa ahli teori konspirasi percaya bahwa para selebriti itu ditumbalkan bagi Illuminati dan bahwa ketenaran, kekuasaan, dan uang mereka diberikan oleh sebuah entitas jahat, bukan hasil dari bakat, kerja keras selama bertahun-tahun, dan koneksi.

Illuminati merujuk pada perkumpulan Bavarian Illuminati yang didirikan pada tahun 1776 dan hidup hingga tahun 1785. Perkumpulan rahasia itu kemudian dilarang oleh Duke Karl Theodor dari Bavaria. Ia sampai mengungkapkan dan memublikasikan nama para anggota dan rahasia-rahasia Illuminati. Meski kebanyakan sejarawan percaya bahwa perkumpulan tersebut telah hilang, ahli teori konspirasi percaya bahwa beberapa kejadian di dunia - revolusi Perancis, pembunuhan JFK - dilakukan oleh Illuminati.

Ahli teori konspirasi Illuminati modern berpegang kuat pada New World Order (NWO) di mana mereka percaya bahwa kaum elit yang memiliki kekuasaan secara diam-diam berkonspirasi untuk memimpin dunia dengan pemerintahan otoriter. Mereka percaya bahwa untuk mencapai tujuannya, NWO menjalankan agendanya melalui pengendalian pikiran, pengawasan massal, pengendalian populasi, dan okultisme (numerologi, Eye of Providence).

Bagi mereka, Hollywood adalah tempat berkembang biak yang sempurna bagi NWO karena kepopularan dan jangkauan globalnya. Film, musik, dan media telah disusupi oleh simbol-simbol Illuminati yang dikirimkan melalui pesan bawah sadar.

Foto: Konser Jay-Z di London oleh Landmarkmedia dari Shutterstock

Foto: Konser Jay-Z di London oleh Landmarkmedia dari Shutterstock

Saat ini, banyak yang menjuluki Beyoncè dan Jay-Z sebagai ratu dan raja Illuminati karena mereka dianggap sebagai pasangan paling berpengaruh dalam budaya pop. Jay-Z kerap difoto membuat tanda segitiga dengan tangannya bersama dengan para tokoh elit dan artis hip-hop lain, seperti Kanye West.

Beyoncè membahas rumor tersebut dalam lagunya yang berjudul Formation, “Y’all haters corny with that illuminati mess.” Meski begitu, rumor tersebut terus berkembang dan setiap simbol dalam video musik terbarunya dianalisa - dan diteliti - oleh publik. Bentuk piramida Louvre dan 13 penari yang tampil dalam video musik Apesh*t miliknya dan Jay-Z yang syutingnya dilakukan di museum yang ikonik itu dipercaya sebagai simbol Illuminati.

Lirik pun diamati dengan seksama. Contohnya, Lady Gaga. Banyak yang menganggap lirik lagunya bersifat memuja setan. Dalam lagunya yang berjudul Judas, frasa kontroversial “Jesus is my virtue and Judas is the demon I cling to, I cling to” diterjemahkan sebagai pengakuan Gaga sebagai anti-Kristus. Konsernya pada tahun 2012 dibatalkan oleh pemerintah Indonesia akibat protes dari Front Pembela Islam (FPI) yang kini sudah dibubarkan.

Foto: Lady Gaga dalam musik video Judas

Foto: Lady Gaga dalam musik video Judas

Dalam berbagai kesempatan lain, teori konspirasi diadaptasi ke dalam layar. Eyes Wide Shut, sebuah film oleh Stanley Kubrick yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Nicole Kidman, menggambarkan sebuah perkumpulan rahasia pemuja setan di antara kaum elit. Kubrick, sayangnya, meninggal dunia sebelum film tersebut diputar, yang mendorong timbulnya rumor yang lebih liar mengenai kematiannya dan film tersebut. Sebelumnya, ahli teori konspirasi menuduh Kubrick memalsukan pendaratan di bulan, yang dia akui melalui The Shining.

MK-Ultra, sebuah program pengendalian pikiran yang diprakarsai pada tahun 1953 oleh CIA, ditampilkan dalam serial Netflix Stranger Things. Eleven, yang diperankan oleh Millie Bobby Brown, dikandung ketika ibunya menjadi subjek tes sebuah eksperimen. Tes tersebut dipercaya memberi Eleven kekuatannya. Salah satu eksperimen MK-Ultra adalah menanam chip di dalam otak enam ekor anjing untuk mengendalikan perilaku mereka. Program tersebut secara resmi dihentikan pada awal tahun 70an, namun teori konspirasinya terus menyebar.

Dalam lanjutan MK-Ultra, ada program beta kitten atau budak seksual. Imaji hiperseksual artis pop wanita seringkali dikaitkan dengan program ini. Mereka biasanya diasosiasikan dengan kucing dan pakaian dengan motif hewan. Nicki Minaj, Cardi B, Madonna, dan Britney Spears adalah beberapa selebriti yang dirumorkan sebagai bagian dari program beta kitten.

Pada tahun 2018, Cardi B tiba-tiba membeku selama beberapa detik pada saat wawancara di acara Grammy Awards. Meski ada berbagai alasan di balik ekspresi kosong di wajahnya, satu teori konspirasi muncul di internet: hal tersebut adalah akibat gangguan dalam program beta kitten.

Ada juga kemungkinan bahwa teori konspirasi dalam budaya pop datang dari taktik pemasaran. Video musik Dark Horse milik Katy Perry secara eksplisit menunjukkan simbol all-eye seeing dan tema Mesir kuno, sementara liriknya adalah mengenai sihir. Meskipun menimbulkan protes dan kemarahan, video musik tersebut sudah ditonton lebih dari 3 miliar kali di YouTube.

Teori konspirasi bisa diterjemahkan menjadi keuntungan karena mereka mendorong rasa ingin tahu orang untuk meng-klik, menonton, dan mencari tahu informasi lebih banyak tentang selebriti yang dimaksud. Dilansir dari Wired, “Terlepas dari klaim penyensoran, hasil tren Google menunjukkan bahwa melakukan spamming pada halaman selebriti dengan menyebutkan adrenochrome adalah cara jitu, yang mendorong lonjakan lalu lintas pencarian dan percakapan media sosial.”

Selama internet dan ketertarikan terhadap selebriti ada, teori konspirasi dalam budaya pop akan terus mengikuti.


Artikel terkait


Berita