What do you meme?

Read in English

WhatsApp Image 2021-01-20 at 19.28.14.jpeg

Kalau kalian menggunakan media sosial dalam beberapa hari belakangan, tentunya kalian familiar dengan kontroversi yang disebabkan oleh Kristen Gray, seorang ‘pengembara digital’ asal Amerika Serikat yang kini berdomisili di Bali yang mengunggah sebuah utas Twitter (dan menerbitkan sebuah buku digital) tentang cara pindah ke Bali di tengah pandemi dengan mencurangi sistem dan protokol kesehatan.

Perkara ini sangat mengecewakan, begitu pula perang media sosial yang terjadi, apalagi isu ras dan kolonialisme sempat disinggung tanpa alasan yang valid. Namun, meme yang tercipta dari situasi ini tidak pernah mengecewakan.

Para netizen Indonesia melawan dengan cara mereka sendiri. Mulai dari merekomendasikan tempat-tempat ‘ternama’ seperti Alas Purwo dan Pantai Prangtritis, hingga berimajinasi tentang ulah rakyat Indonesia bila mereka memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat; unggahan-unggahan ini menyebar begitu cepat dan sempat trending berhari-hari. Konten tersebut merupakan contoh dari meme internet.

Kita sering mendengar istilah ini, namun apakah kita mengetahui apa yang dimaksud dengan meme?

Meme internet (dilafaskan “mim” bukan “me-me”) secara konsep adalah konten hiburan berbasis internet yang utamanya disebar melalui media sosial atau situs microblogging yang memiliki banyak format seperti gambar dan teks, teks yang dapat bersifat kontroversial, video, animasi, dan GIF (Joshua, 2020). Untuk kategori meme modern, meme ‘dancing baby’ atau bayi menari yang pertama muncul pada tahun 1996 dianggap oleh banyak orang sebagai meme digital pertama.

Namun, meme internet bukanlah satu-satunya tipe meme. Istilah meme berasal dari kata dalam bahasa Yunani ‘mimeme’ atau ‘ditiru.’ Penggunaan istilah ini untuk pertama kalinya dapat ditemukan dalam buku karya seorang ahli biologi evolusi, Richard Dawkins, berjudul ‘The Selfish Gene’ (‘Gen Egois’) yang terbit pada tahun 1976. Dalam konsep yang dijelaskan Dawkins, meme adalah “suatu unit transmisi kultural” atau sebagai pembanding kultural dari gen.

Dawkins memahami meme sebagai paralel kultural dari gen biologis dan menganggapnya, seperti halnya gen ‘egois,’ mampu mengontrol reproduksinya dan mencapai tujuannya sendiri. Gen ‘egois’ dalam konteks meme internet, menurut psikolog Susan Blackmore, adalah bahwa meme akan disalin kapan pun dan dengan cara apa pun bila ada kesempatan. Misalnya, meme ‘kekasih yang berpaling’ telah dipakai oleh banyak pengguna dengan maksud dan bahasa yang beragam untuk mengangkat berbagai isu di berbagai belahan dunia.

Menurut Dawkins, contoh-contoh meme di antaranya adalah “lagu, ide, slogan, pakaian, cara membuat pot atau membuat lengkungan. Sebagaimana gen menyebarkan diri dalam lungkang gen dengan berpindah dari satu badan ke badan lain melalui sperma atau sel telur, meme menyebarkan dirinya dari satu otak ke otak lain melalui suatu proses yang secara garis besar dapat disebut sebagai imitasi.” Dalam sebuah publikasi MIT Press, Limor Shifman berpendapat bahwa meme merangkum beberapa aspek paling mendasar dari internet secara umum dan budaya partisipatif Web 2.0 secara khusus.

Benar saja, meme internet memang bersifat partisipatif. Contohnya, meme LOLcat yang mulai populer pada tahun 2006 ketika pengguna platform 4chan menjalankan tradisi mengunggah gambar makro berbagai macam kucing tiap hari Sabtu, yang dikenal sebagai Caturday. Pada tahun 2007, situs I Can Haz Cheezburger (ICHCB) diperkenalkan; situs ini menyediakan konten yang mirip dengan konten Caturday yang dipopulerkan 4chan dan secara eksklusif diunggah oleh pengguna. Situs tersebut juga memiliki ‘the LOL Builder’ atau fitur pembuat kreasi meme gambar makro. ICHCB merupakan situs utama dari Cheezburger Network yang juga membawahi FAIL Blog dan Know Your Meme.

Meme telah bertransformasi dari suatu format humor santai yang memiliki segmentasi khusus menjadi bagian dari interaksi sosial masyarakat secara luas. Walau tetap banyak dipakai untuk keperluan komedi, meme juga telah menjadi suatu metode komunikasi yang banyak dikenal orang untuk menyebarluaskan ide, opini, dan informasi.

Humor yang digunakan dalam meme sifatnya spesifik, yaitu humor yang sarat ironi, sarkasme, dan kadang menjatuhkan diri sendiri. Tipe humor tersebut cenderung disukai oleh anak muda milenial dan Gen Z karena dianggap relevan.

Sebuah riset yang diadakan oleh Taecharungroj dan Nueangjamnong (2015) menguji efek dari berbagai gaya dan tipe humor terhadap viralitas sebuah meme. Tipe humor yang diuji adalah perbandingan, personifikasi, eksagerasi, permainan kata, sarkasme, kebodohan, dan kejutan. Riset ini menemukan bahwa humor yang ‘menjatuhkan’ diri sendiri adalah gaya humor yang paling efektif, kendati bukan yang paling banyak digunakan. Dengan menerapkan tipologi yang digunakan dalam konteks media penyiaran dan cetak, penelitian ini juga menunjukkan bahwa walau sarkasme dan kebodohan adalah dua tipe humor yang paling banyak ditemui, tidak ada perbedaan berarti dari efek tujuh tipe humor di atas terhadap viralitas.

TFR sempat mewawancarai beberapa anak muda Generasi Z untuk mengetahui pendapat mereka tentang meme dan popularitasnya. Atribut terpopuler yang menurut para responden harus dimiliki sebuah meme adalah relatibilitas. Sebuah meme harus relevan dengan pengalaman penikmatnya untuk bisa populer. Para responden menggunakan meme untuk beragam keperluan, di antaranya menghilangkan stress, hiburan, relasi romantis, menyindir, mencairkan susana, dan mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan kata-kata.

Salah satu responden, Shanika Cita, berpendapat bahwa suatu meme yang baik adalah yang dapat membuat penikmatnya memupuk rasa memiliki terhadap suatu kelompok – atau suatu kolektif internet. Menurut Dr Anastasia Denisova dari University of Westminster, meme memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan perasaannya seperti rasa tidak suka, kecewa, atau tidak percaya pada sesuatu dan merupakan bahasa universal, sehingga meme mampu membawa orang menjadi bagian dari kolektif internet. “Anda merasa komunitas tertentu dapat memahami Anda, atau mungkin Anda memahami sebuah komunitas tertentu,” jelasnya.

Pada tahun 2020, lima individu anonim memutuskan untuk membuat sebuah akun meme yang fokus pada pergulatan hidup pekerja di sektor teknologi dan perdagangan elektronik di Indonesia (dengan sesekali ada perspektif internasional) di Instagram; akun ini diberi nama @ecommurz. Gaya bahasa mereka jujur, sarat sarkasme, dan tanpa basa basi. Saat ini ada enam orang di balik akun yang berhasil menarik 20.000 pengikut hanya dalam 90 hari itu, dan TFR berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu dari mereka yang mengidentifikasi dirinya sebagai ‘Admin X.’

Screenshot 2021-01-20 at 21.07.18.png

Yang jelas, tim di balik @ecommurz begitu memahami pentingnya relatibilitas. “Kami bercanda tentang pergulatan hidup kami sehari-hari lewat meme, ini membuat masalah hidup terasa lebih mudah dipikul,” tuturnya kepada The Finery Report. “Ini cukup gila dan kami tidak pernah berharap [perkembangan pesat] ini terjadi, namun sepertinya meme, gurauan, dan unggahan sarkastik kami diterima dengan baik oleh komunitas perkerja teknologi. Mereka menyukai konten kami karena konten tersebut membuat mereka merasa tidak sendiri dalam berjuang,” tambahnya.

Di samping itu, mereka megerti perlunya memahami para penikmat konten mereka yang datang dari Generasi Z – atau generasi ‘swipe’ dalam kamus mereka –, “Penggiat konten harus menangkap perhatian mereka dengan cepat dan konstan dengan foto, video, tulisan yang menarik, atau gambar-gambar seksi. Konten normal hanya akan diabaikan. Menatap konten Anda selama tiga detik seharusnya menjadi KPI baru,” tuturnya.

Image: Grumpy cat meme

Image: Grumpy cat meme

Bagi sebagian orang, popularitas meme melambangkan bisnis yang menguntungkan, dan belum ada yang dapat menjalankan bisnis meme sebaik tim di belakang merek Grumpy Cat. Grumpy Cat atau Tardar Sauce (2012–2019) adalah seekor kucing populer di internet yang fotonya pertama viral via situs Reddit pada September 2012. Semenjak itu, kucing tersebut telah ‘membintangi’ begitu banyak meme yang memuat foto-foto sinis dan berekspresi negatif namun jenaka dari Grumpy Cat.

Tidak seperti banyak kucing populer lain, Grumpy Cat memiliki seorang manajer. Manajernya, Ben Lashes, yang menyebut dirinya ‘manajer meme,’ juga mengurus Keyboard Cat, Nyan Cat, Tato Wajah Mike Tyson, dan ‘Ridiculously Photogenic Guy’ (‘Pria yang Luar Biasa Fotogenik’). Di bawah arahannya, Grumpy Cat berhasil tampil dalam berbagai tayangan televisi seperti American Idol, membintangi film, menerbitkan buku, memiliki merek minuman kopi, memiliki koleksi merchandise, dan membintangi sejumlah iklan.

Meme telah berkembang dari sesuatu yang sangat terbatas segmentasinya menjadi sesuatu yang diadopsi secara luas, yang tadinya hanya untuk hiburan kini berubah menjadi bisnis yang menjanjikan, dan sejujurnya potensi perkembangan meme di masa depan memang setinggi langit. Ada pula sisi kontekstual dari meme, di mana situasi dan tempat berbeda akan tertarik dengan tipe-tipe meme yang berbeda pula. Meme telah menjadi alat pemasaran, kendaraan politik, dan pencair suasana; kita harus jeli untuk melihat hal apa lagi yang bisa dicapai oleh sebuah meme.


Artikel terkait


Berita