Perdana di Indonesia, perupa Patricia Piccinini gelar pameran solo di Museum MACAN

Perupa Australia Patricia Piccinini akan menggelar pameran survei pertamanya di Indonesia yang bertajuk “CARE” di Museum MACAN, Jakarta Barat mulai dari 25 Mei 2024.

Rupanya, pameran solo Piccinini yang bekerja sama dengan kurator Tobias Berger tersebut juga merupakan pameran berskala besar pertama Museum MACAN di tahun 2024.

“CARE”  akan menampilkan lebih dari 40 patung ukuran hidup, tiga instalasi video berukuran besar, serta “Celestial Field” (2021), sebuah instalasi spektakuler yang terdiri dari ribuan bunga.

Piccinini sendiri ternyata sudah lama memiliki impian untuk menggelar pameran di Museum MACAN karena ruangannya yang indah serta audiensnya yang juga beragam.

Pasalnya, seniman kelahiran Sierra Leone pada 1965 ini memang dikenal dengan karya-karya patung makhluk khayali alami dan mekanis yang bergaya hiperealistis.

Praktik artistik Piccinini pun mengeksplorasi bentuk-bentuk baru mengenai tubuh, seksualitas, dan rasa welas asih. Hal ini pun selaras dengan bagaimana awal mula kariernya.

Memulai dengan belajar di museum medis

Berdasarkan rilis yang TFR terima, sebelum berada di posisinya kini, ternyata Piccinini memulai kariernya dengan mempelajari anatomi, spesimen kuno, dan patologi di museum medis.

Hal tersebutlah yang akhirnya menjadi dasar pengembangkan karya seninya hingga dia bisa menghasilkan karya berupa makhluk imajiner yang tampak surealis.

Piccinini memadukan material sintetis, seperti silikon dan serat kaca (fiberglass), serta plastik ABS, dengan bahan organik, termasuk rambut serta hewan taksidermi ke dalam patung-patungnya.

Lewat karya-karyanya, seniman ini merefleksikan batas-batas yang makin samar antara yang artifisial dan alami, mempertanyakan pemahaman kita mengenai hubungan dengan dunia sekitar, dan memperlihatkan masa depan di mana manusia dan makhluk lain dapat hidup berdampingan.

Berdampingan yang Piccinini maksud bukan hanya hidup di lingkungan atau ruang yang sama dengan damai, tetapi juga berada dalam bentuk yang sama.

“Saya merasa “CARE” adalah sebuah kesempatan yang sangat baik untuk bisa terhubung dengan para pengunjung mengenai isu-isu yang memengaruhi kita semua, mulai dari lingkungan hingga kehidupan urban kontemporer,” ujar seniman di balik karya “The Bond” (2016) ini.

Baca juga: Bagaimana tata kelola bisnis museum?

Hadirkan kearifan lokal 

“Sebagai perupa yang diakui secara global, Piccinini dikenal dengan visinya yang dapat menjelajahi isu-isu kritis dalam masyarakat kontemporer. Kami juga sangat senang dapat bekerja dengan Tobias Berger sebagai kurator untuk proyek ini,” ujar Direktur Museum MACAN Venus Lau.

Venus pun menjelaskan, pameran kali ini pun akan membahas hubungan dan keintiman sebagai perasaan yang universal dan terhubung dengan audiens dari mana saja, termasuk Indonesia.

Menurutnya, isu-isu global terkini mengenai ekologi dan hubungannya dengan keanekaragaman hayati serta bioteknologi juga menjadi gagasan utama dalam pameran solo Piccinini ini.

“Kami mengundang pengunjung melihat persilangan dari bentuk-bentuk kehidupan imajiner, menyentuh isu-isu berkelanjutan mengenai spesies yang terancam punah di Indonesia,” tambahnya.

Menariknya lagi, pameran ini akan diperkaya dengan kearifan atau konteks lokal lainnya agar pengunjung dan masyarakat Indonesia dapat merasakan lebih dekat.

“Saya rasa, akan sangat menarik melihat bagaimana intensitas dari kota Jakarta bertaut dengan intensitas dari karya-karya yang akan ditampilkan nanti,” ungkap Piccinini dengan antusias.

Di samping itu, sebagai kurator dari pameran tunggal ini, Tobias berpendapat bahwa “CARE” akan menghadirkan pengalaman dan ruang-ruang imajinatif yang dihidupkan Piccinini.

““CARE” adalah pengalaman seni visual yang imersif dalam berbagai aspek, sebuah perjalanan melalui ruang-ruang imajinatif, alam, dan ide-ide yang dihidupkan oleh sang perupa,” ujar Tobias.

Jika Anda tertarik untuk menjelajahi lebih jauh karya Piccinini, pameran “CARE” terbuka untuk umum dan akan berlangsung hingga 6 Oktober 2024.