Siaran pers: Hak jawab Twisted Vacancy

Terkait pemberitaan artikel sebelumnya yang bertajuk “Ketika Seni Kripto dan Fisik Bertabrakan” yang dimuat pada tanggal 10 Maret 2021, dengan ini The Finery Report meminta maaf kepada pihak Twisted Vacancy atas ketidaknyamanan yang bersangkutan dalam artikel tersebut. Dengan ini The Finery Report memenuhi prinsip pemberitaan yang berimbang dengan mempublikasikan hak jawab dari Twisted Vacancy.


Kami, Reinard Kristi S.H., dkk dari Kantor Hukum Ramsudin Manullang Lawyers, bersama dengan ini bertindak mewakili atas nama Klien kami, Twisted Vacancy ingin menggunakan Hak Jawabnya.

Bahwa sebelumya telah diterbitkan oleh The Finery Report artikel online yang bertajuk “Ketika Seni Kripto dan Fisik Bertabrakan” pada 10 Maret 2021. Isi daripada artikel tersebut bila dikaitkan dengan konten yang diunggah The Finery Report di Instagramnya bertulisan “APAKAH INI PLAGIAT?” [mengacu pada artikel pemberitaan] dengan likers lebih dari 11.000 ini seakan menghakimi Twisted Vacancy adalah pihak yang dengan sengaja melakukan tindakan Plagiarisme.

Patut dinilai bahwa pemberitaan tersebut disusun dan tidak disampaikan dalam konteks yang utuh, tidak berimbang, tidak uji informasi dan memuat opini yang menghakimi. Pemberitaan ini jelas menimbulkan kerugian bagi Twisted Vacancy yang sampai saat ini tidak ada Putusan Pengadilan bahwa Twisted Vacancy divonis sebagai yang melakukan Plagiarisme.

Pertama, mengenai Judul artikel tersebut. disebutkan “seni kripto” dan “seni fisik” yang disebut bertabrakan oleh penulis, menurut Twisted Vacancy, kedua medium seni ini berbeda namun seperti sedang dalam proses asimilasi, sehingga tidak tepat dikatakan bertabrakan melainkan sebuah proses berkarya seni yang sedang melebur menjadi sebuah metode baru dalam berkarya.

Kedua, mengenai adanya 20 laporan yang disebutkan oleh The Finery Report dalam paragraf pembuka artikel tersebut dirasa tidak transparan oleh Twisted Vacancy, hal ini karena tidak disebutkan dengan jelas darimana dan oleh siapa saja laporan tersebut berasal. Apakah dari para seniman serupa atau masyarakat?

Ketiga, mengenai Twisted Vacancy itu sendiri. Dalam artikel tersebut tertulis bahwa Twisted Vacancy terdiri dari 28 orang anggota dengan basic “Tech guy” yang mengerti software tanpa satu orang pun dengan background seni (Paragraf 5 dan Paragraf 8). Sedangkan menurutnya, Twisted Vacancy sendiri hanya terdiri dari satu orang [penggerak] sejak awal dia merambah ke dunia kripto art yang pada titik tertentu dia hiring 28 orang kontributor untuk terlibat membangun asset bank untuk proyek besar yang akan diluncurkan oleh Twisted Vacancy. Menggunakan beberapa protokol di dalam ekosistem blockchain dengan visi “Bisakah artist hidup selamanya dan berkarya di dalam ekosistem blockchain?” yang tidak diterangkan oleh The Finery Report. Sehingga keliru apabila Twisted Vacancy dianggap sebagai sekelompok orang atau gerakan kolektif biasa yang dengan sengaja melakukan tindakan pencurian karya dan plagiarism demi meraup keuntungan ekonomi.

Keempat, mengenai pendapat The Finery Report yang pada paragraf 5 artikel tersebut menyatakan “M tidak memproduksi elemen-elemen hasil karyanya dari awal. Ia mencari semua elemen dari Internet.” Hal ini tentu berpotensi memunculkan penafsiran yang keliru di masyarakat. Oleh karena pada konteksnya Twisted Vacancy menjelaskan mengenai variasi dalam pembangunan asset bank-nya dan bukan serta merta mencari semua elemen dari internet. Apalagi mengambil elemen visual dari karya orang lain.

Bahwa pada paragraf 7 artikel tersebut tertulis:

“Sebenarnya mirip sama kolase, cuma kolase itu dari segi teknis itu banyak banget elemen yang tidak tepat diduplikasi sama orang. Kita pake outline, ga pake shading dulu karena lebih gampang bikin satu karya. Kalau untuk warna sendiri kita melalui proses juga. Tidak pernah ada warna Twisted Vacancy. Twisted Vacancy itu sebenarnya master swatch yang di file kita. Kita punya beberapa warna merah yang berbeda, biru yang berbeda.”

Paragraf ini mengacu pada pembahasan cara kerja yang akan diterapkan pada proyek besar Twisted Vacancy. Menurutnya, sebelum memulai [visi yang lebih luas dalam proyek besarnya] ini, ia terlebih dahulu belajar menggambar dan menghasilkan karya, kemudian barulah ia melibatkan kontributor.

Selanjutnya mengenai kalimat “…..The hair is different, the blue is different. Gimana jelasin identity for us gak akan tertukar ini from Ardneks, ini from Twisted Vacancy….” (Paragraf 11) yang jika dibaca akan dipahami sebagai “statement” dari Twisted Vacancy. Padahal, menurutnya, kalimat tersebut merupakan “pertanyaan” [ajakan untuk berdiskusi] yang diajukan oleh Twisted Vacancy kepada The Finery Report pada saat diwawancara. Hal ini sebagai bentuk penghormatan Twisted Vacancy terhadap The Finery Report yang dianggap lebih paham mengenai seni. Dengan penulisan yang keliru tersebut pada akhirnya membuat Twisted Vacancy seolah-olah membela diri, padahal ia justru bertanya mengenai pandangan The Finery Report terkait isu Plagiarisme itu sendiri. Twisted Vacancy pun menjelaskan fungsi NFT yang dapat menjadi identitas bagi setiap seniman karena setiap token yang diproduksi adalah unik.

Selain itu, Twisted Vacancy juga menyayangkan tindakan The Finery Report yang tidak memasukan karya seni Twisted Vacancy lainnya dalam artikel tersebut hingga menimbulkan pandangan publik bahwa seluruh karya dari Twisted Vacancy berangkat dari karya-karya Kendra [karena diperbandingkan oleh The Finery Report]. Padahal, ia mengaku jika Twisted Vacancy sudah banyak menghasilkan karya dan jika ditelisik lebih jauh, karya-karyanya tidak hanya terikat pada satu gaya [seni] tertentu saja. Twisted Vacancy juga menjadikan animasi sebagai medium. Sehingga tidak ada niat Twisted Vacancy untuk melakukan pencurian identitas visual, plagiarisme apalagi mencuri hasil karya seseorang secara utuh.

Sebelumnya Twisted Vacancy sendiri juga sudah meriset terlebih dahulu mengenai ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta dimana ini merupakan upaya Twisted Vacancy untuk menjaga kode moral dan etika karena terdapat kekosongan hukum terhadap karya seni Visual. Menganggapi permasalahan ini, Twisted Vacancy sudah mengambil langkah preventif dengan melakukan evaluasi terhadap Asset Banks yang akan digunakan terhadap proyek besarnya nanti, serta memastikan disana tidak terdapat asset yang diambil dari karya orang lain agar perdebatan ini tidak akan terulang lagi di kemudian hari.