Jarak antara pria dan perawatan kulit

Read in English

pimple-to-toxic-masculinity-(web).png

Kita hidup di dalam masyarakat di mana perawatan kulit adalah garis kehidupan bagi banyak perempuan, sementara banyak laki-laki yang mandi hanya sesekali, dan kedua hal ini dianggap sebagai sesuatu yang normal. Meskipun laki-laki dan perempuan mengalami masalah kulit yang serupa, tampaknya perawatan kulit lebih dikhususkan bagi satu jenis kelamin dibandingkan jenis kelamin lainnya. Setidaknya, itulah yang menjadi masalah di Indonesia.

Tidak seperti riasan yang lebih ditujukan untuk estetika, perawatan kulit lebih berhubungan dengan kesehatan dan kebersihan kulit. Tidak usah membicarakan perawatan kulit tingkat lanjut. seperti retinol dan vitamin C; mari kita bicara mengenai hal-hal mendasar, seperti menjaga kulit tetap bersih dan sehat: untuk membersihkan, melembabkan, dan melindungi.

 “Jujur saja, saya tidak pernah menggunakan produk perawatan kulit. Saya bahkan hanya menggunakan lotion tangan dan tubuh jarang-jarang, sekali dalam lima bulan.” Ketika ditanya alasannya, Fauzan mengatakan bahwa hal yang menahannya adalah gagasan bahwa perawatan kulit hanya diperuntukkan bagi perempuan, meskipun dia juga memiliki kondisi kulit yang mudah berjerawat. “Banyak orang Indonesia yang pikirannya tertutup. Saya juga dulu seperti itu, tapi ketika saya meninjau kondisi kulit saya, ternyata banyak laki-laki yang juga menggunakan produk perawatan kulit (untuk masalah itu).”

Fauzan tidak sendiri. Noel juga memiliki pandangan yang kurang lebih sama mengenai istilah ‘perawatan kulit.’ “Masalahnya, kebanyakan yang menggunakan produk perawatan kulit adalah perempuan,” ucapnya. “Kalau laki-laki menggunakan produk perawatan kulit, mereka akan dianggap banci.”

Ini tampaknya menjadi pandangan yang populer di antara banyak laki-laki Indonesia. Memang kenyataannya adalah bahwa industri perawatan kulit di Indonesia fokus terutama pada klien perempuan, dan ada alasan di baliknya. Pertama, pasanya besar karena demografi perempuan berarti setengah dari populasi. Kedua, standar kecantikan perempuan tidak mendiskriminasi. Setiap orang merasakannya.

Image: HAUM

Image: HAUM

Namun, menurut berbagai merek, sudut pandang seperti itu bukan masalahnya. “Mereka hanya kurang terdidik mengenai perawatan kulit,” Kristanty Wulandari, perwakilan HAUM (@haumskincare), menyampaikan sudut pandang perusahaannya. Dia mengatakan bahwa kunci perawatan kulit adalah untuk melakukan hal-hal mendasar, setidaknya membersihkan, melembabkan, dan melindungi. “Perawatan kulit bukan tentang menjadi cantik atau tampan, tapi mengenai kebersihan dan kesehatan. Bahkan sekarang, hal tersebut sudah menjadi bagian dari mencintai diri sendiri.”

Perawatan kulit entah mengapa telah dibuat menjadi sangat jauh dari laki-laki sehingga banyak yang sepertinya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mungkin ada sudut pandang bahwa perawatan kulit akan mempercantik diri kita, tapi ada rantai yang hilang dalam memahami bagaimana perawatan kulit bisa melakukannya, yaitu dengan menjaga kesehatan kulit. Seperti perempuan, laki-laki juga mengalami berbagai macam kondisi kulit, namun mereka jauh dari solusi dan informasi.

“Sebagai sebuah brand, kami merasa bertanggung jawab untuk mendidik mereka,” tambah Kristanty. HAUM mencoba untuk mendidik pasar mereka sebisa mungkin, mulai dari menjelaskan apa yang dilakukan produknya dan bagaimana hal tersebut bisa bermanfaat bagi laki-laki. Ini kemudian membangkitkan berbagai pertanyaan dan diskusi lebih lanjut, yang dengan senang hati disambut oleh HAUM. Tentu saja, sebagai pelanggan, dengan menelan informasi yang benar, akan menjadi lebih mudah bagi mereka untuk menyadari betapa pentingnya perawatan kulit. Dengan menempatkannya di ranah daring, informasi ini akan lebih mudah diakses, dan semakin mudah aksesnya, maka hasilnya akan menjadi lebih cepat.

Image: The Body Shop Indonesia

Image: The Body Shop Indonesia

“Dalam penelitian terbaru kami, terlihat ada peningkatan pelanggan laki-laki, namun mereka masih mencari produk yang sangat jantan,” kata Ratu Ommaya, perwakilan PR dan Community The Body Shop (@thebodyshopindo). Ratu menambahkan bahwa tujuan asli perusahaan itu adalah untuk memberikan perawatan kulit dan kosmetik untuk semua orang, terlepas dari warna kulit dan jenis kelamin. Ini tercermin dalam desain yang digunakan The Body Shop pada kebanyakan produknya, yang kebanyakan netral.

Meski begitu, sejak meluncurkan produk berlabel ‘untuk pria,’ perusahaan melihat adanya peningkatan jumlah pelanggan laki-laki yang mendatangi gerai. “Dulu, ibu/istri/pacar yang membelikan produk perawatan kulit mereka, tapi sekarang mereka mendatangi toko-toko kami sendiri.” Tidak hanya datang dan berbelanja sendiri, mereka juga mulai membeli produk lain yang tidak dilabeli ‘untuk pria.’ Beberapa bahkan mulai meminta saran dan rekomendasi dari asisten perawatan kecantikan.

HAUM memiliki pengalaman serupa. “Kami tidak pernah benar-benar menyuruh pelanggan untuk melakukan semua rutinitas perawatan kulit yang kami sediakan, tapi kami seringkali terkesima ketika ada beberapa pelanggan pria yang memiliki pengetahuan mengenai perawatan kulit.” Beberapa laki-laki benar-benar peduli dan memahami pentingnya perawatan kulit untuk kesehatan mereka, sementara lainnya bisa diajari.

Temuan-temuan ini menginspirasi TFR untuk melakukan survei kecil mengenai pandangan laki-laki terhadap perawatan kulit, dan hasilnya sedikit banyak sejalan dengan apa yang dilalami oleh perusahaan-perusahaan ini. Dalam survei terhadap pria berusia 14-49 tahun, 61% responden menyadari bahwa tujuan perawatan kulit adalah untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit. Meski banyak yang masih menganggap bahwa perawatan kulit fokus pada penampilan kulit, TFR menemukan harapan baru dari sebagian besar tanggapan yang kami dapatkan dari survei ini.

Sekitar 48,4% responden memiliki masalah kulit, 45,2% menyatakan bahwa mereka tidak memiliki masalah kulit, dan 6,4% mengatakan bahwa mereka tidak yakin apakah mereka memiliki masalah kulit atau tidak. Hasil ini menunjukkan bahwa mungkin ada kesadaran yang lebih baik tentang perawatan kulit pada kelompok usia tertentu daripada yang kami duga sebelumnya. Selain itu, 74,2% responden menggunakan sebuah produk perawatan kulit. Namun, 90,3% responden menganggap bahwa kesehatan kulit adalah hal penting. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada distorsi antara pemahaman mengenai kesehatan kulit dan perawatan kulit.

Penting untuk memahami bahwa perawatan kulit bukan mengenai mempercantik penampilan seseorang-ini adalah peran produk tata rias dan kecantikan. Perawatan kulit adalah mengenai kesehatan dan kebersihan kulit, dan pesan tersebut tampaknya tidak sampai kepada sekelompok kecil laki-laki. Setidaknya, belum sampai. Dalam jangka panjang, menjaga kulit yang sehat berarti menjaga kualitas hidup, dan semua orang berhak untuk mendapatkan hidup yang berkualitas.

Baca bagian 2 - Perawatan kulit untuk pria: Teruji secara ilmiah atau taktik pemasaran semata?


Artikel terkait


Berita